1. KERAJAAN KUTAI MARTADIPURA
google image - prasasti yupa |
Bukti Peninggalan :
- Prasasti Yupa
Informsi dalam Prasati Yupa :
1. Mulawarman di sebut juga sebagai sang Asuman yang berarti Dewa Matahari
2. Upacara Asmaweda (perluasan wilayah)
3. Raja Mulawarman memberikan persembahan 20.000 ekor sapi untuk kaum Brahmana
Dari Prasrti Yupa juga di peroleh Informasi
Raja Kerajaan Kutai Martadipura yakni;
1. Kudungga (nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruhi budaya India)
2. Aswawarwan (Anak dari Kudungga)
3. Mulawarman (Anak Dari Aswawarwan
kerajaan kutai martadipura merupakan kerajaan yang bercorak hindu dengan bertumpu pada sektor agraris, kerajaan kutai martadipura ini mengalami masa kejayaan pada masa kepimpinan Raja Mulawarman.
2. KERAJAAN TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegara |
Keberadaan Kerajaan Trumanegara di dukung dengan di temukanya beberapa Prasasti, sebagai berikut:
a. Prasasti Ciaruteun (Bogor)
Prasasti Ciaruteun ditemukan di dekat muara Cisadane, Bogor, Jawa Barat. Pada prasasti ini terdapat gambar telapak kaki, lukisan laba-laba, dan huruf ikal melingkar.
Prasasti Ciareuten ini berisi:
Vikkrantasyavanipat eh
Srimatah Purnnavarmmanah
Tarumanagarendrasya
Visnoriva Padadvayam
“Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara), ialah telapak yang mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, Raja yang gagah berani di dunia”.
Bekas telapak pada Prasasti Ciaruteun melambangkan kekuasaan raja atas daerah tempat ditemukannya Prasasti. Disebutkan bahwa kedudukan Raja Purnawarman diibaratkan Dewa Wisnu, dewa dalam kepercayaan Hindu yang bertugas memelihara alam semesta. Artinya, Raja Purnawarman dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.
b. Prasasti Kebon Kopi (Bogor)
Prasasti Kebon Kopi yang ditemukan di perkebunan kopi di Kampung Muara Hilir, Bogor.
Isi Prasasti Kebon Kopi ini adalah tulisan huruf palawa dengan menggunakan bahasa Sansekerta.
Kalimat yang tercetak pada Prasasti Kebon Kopi adalah:
“Jayavisalasyya Tarumendrasya hastinah Airwaytabhasya vibatidam-padadyayam”.
Arti dari kalimat tersebut adalah:
“Di tempat ini, di sini kelihatannya terdapat gambar sepasang telapak kaki yang mirip dengan Airawata, gajah yang sangat kuat, penguasa di Taruma atau lebih dikenal Tarumanegara dan kejayaan kerajaan”.
Airawata sendiri adalah gajah kendaraan dewa Indra, dewa cuaca dan raja kahyangan.
c. Prasasti Jambu (Bogor)
Prasasi Jambu ditemukan di perkebunan Jambu di bukit Pasir Koleyangkak, Bogor.
Isi prasasti ini adalah
“Tapak kaki ini adalah tapak kaki Sri Purnawarman, Raja tarumanagara. Baginda termasyhur gagah berani, jujur dan setia menjalankan tugasnya”.
dari isi prasasti tersebut memiliki makna sanjungan kebesaran, kegagahan, dan keberanian Raja Purnawarman.
d. Prasasti Cidanghiyang / Prasasti Lebak (Banten)
Prasasti ini ditemukan di tepi sungai Cidanghiang di desa Lebak, kecamatan Munjul, kabupaten
Pandeglang, Banten, pada tahun 1947. Prasasti ini berisi 2 baris kalimat yang berbentuk puisi yang ditulis dengan huruf Palawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti ini mengagung-agungkan keberanian raja Purnawarman.
e. Prasasti Muara Cianten (Bogor)
Prasasti kelima adalah Prasasti Pasir Awi, yang ditemukan di Pasir Awi, Bogor. Prasasti ini dituliskan dengan huruf Ikal dan belum dapat di baca hingga sekarang, jadi isi prasasti ini belom dapat di identifikasi.
f. Prasasti Tugu (Jakarta)
Perasasti ini di temukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Dalam prasasti ini, disebutkan mengenai pembangunan saluran air yang panjangnya 6.112 tombak. 6.112 atau setara dengan 11 km. Aliran air itu diberi nama Gomati dan di bangun pada tahun ke 22 masa pemerintahan raja Purnawarman yang dibandun dalam waktu 21 hari. selain itu di sebutkan juga pembangunan sungan yang bernama Candrabaga.